Mungkin tidak banyak yang tahu akan keberadaan dan hidup mereka, namun mereka tahu apa yang sebagian besar kita tidak tahu tentang bertahan hidup. Mereka adalah komunitas kecil yang bermukim di bawah kolong jembatan. Beratapkan beton dan beralaskan aliran sungai dengan tumpukan sampah. Mereka adalah orang-orang yang punya “daftar harapan” panjang, sepanjang aliran sungai tempat mereka bergantung.
Mereka dan sungai, seakan menjadi bagian yang tak terpisahkan. Dari sampah yang bagi sebagian orang tak lagi berguna, menjadi cara mereka untuk bertahan hidup di
Secara sosiologis, mereka adalah gambaran kepadatan sebuah
Mereka hidup secara sederhana, hidup adalah hari ini. Dan esok biarkan tangan Tuhan yang mengatur. Namun, bukan berarti mereka berpangku tangan, mereka hanya tidak mau terlalu sering “menumpuk” mimpi yang akhirnya ikut hanyut dibawa aliran sungai. Mereka punya banyak mimpi yang mereka “taruh’ pada anak mereka, namun mereka menyadari bahwa kenyataan sampai hari ini mereka masih dapat bertahan hidup adalah hal yang patut disyukuri.
Kini, keberadaan mereka terancam. Setelah harapan yang hampir musnah ditelan banjir awal tahun ini, kini mereka harus bersiap-siap untuk pindah dari tempat yang telah mereka tempati sejak awal tahun 80-an. Usaha pemerintah dengan memberi image
“kekuatan dan keberanian,,,butuh kekuatan untuk bertahan hidup namun butuh keberanian untuk hidup”.
-anonim-
*AIRTON, adalah sebutan yang mereka berikan untuk tempat mereka tinggal AIRTON merupakan kependekan dari ATAS AIR BAWAH BETON. Atau mereka juga menyebutnya sebagai APARTEMEN GANTUNG.
by: Asteria Prayitno
0 komentar:
Posting Komentar